Tampilkan postingan dengan label Acak-acak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Acak-acak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 November 2013

Script Toba Lake

3 komentar

Once upon a time in a village in Sumatra, there lived a farmer. He was a farmer who diligently worked, although not large farm he have. He worked hard enough to get their
needs. Actually he was already enough to get married, but he still chose to live alone. On
a sunny morning, the farmers and his friend are fishing in the river.

The farmer        : “Do you bring many fish foder?
Farmer’s friend : “Yes, I do.
The farmer        : “Good job. Let’s fishing here.
(Thirty minutes later)
Farmer’s friend : I’m tired, because I don’t get any fish.
The farmer        : Hmm, I think you must be patient.
Farmer’s friend : Okay, I will be patient, to get a fish.”
One hours later after the hook was thrown, that's fishhook wiggle. He immediately set the
hook. The farmers cheer that after he got a big fish.

The farmer        : Hopefully today I got a big fish!
Farmer’s friend : “You are so lucky friend!
The farmer        :  “Thank you. How about your hook?
Farmer’s friend  : I don’t get any fish. While my stomach is too hungry.”
The farmer        : “Hahaha you must be patient my friend. I think I will go home, see you friend..”
Farmer’s friend : “See you..”
Then the farmer go home, and he was amazed at the beautiful colors of fish scales. Fish 
scales is yellow gold reddish. Her eyes are rounded and prominent, emit incredible rays.
So, he couldn’t eat that fish. Then the farmer go out. The fish was very thankfull to the
farmer because the farmer didn’t eat her. So, she makes a delicious food for the farmer.
When the farmer went back to home he was very surprised because he saw smoke was
came out from his kitchen.

The farmer        : “Who is cooking in my kitchen? (walk to his kitchen)”
The farmer was very surprised, because in his kitchen there is a beautiful girl.
The farmer        : who are you?
The fish             : (shock) hmm, I’m the fish that you chacth in the lake.”
The farmer        : “What? Fish? Are you kidding?
The fish             : Yes, you didn’t kill me and I very thankful, I will return your kindness.
The farmer        : “What’s your name?
The fish             : My name is Puteri.
The farmer        : “But, I didn’t ask any return.”
The fish             : “But I must return your kindness..”
The farmer        : “Hmm well, I live alone. I don’t have a family, if you want to be my wife, I will be very happy.”
The fish             : “I would love to, but you have to promise me that if we have a kid, you will not tell him about me.”
The farmer        : “Yeah, I promise that I will not tell to our kid about you.”
Then the farmer married with the fish. He was very happy, so he talk to people in his
village that he could married with a beautiful girl.

Villagers 1         : “Hey who is she?”
Villagers 2         : “Yeah, who is she? She is very beautiful.”
The farmer        : “She is my wife.”
Villagers 1         : “Oh, she is very beautiful, may be she is a woman came down from heaven.”
The farmer        : “Ofcourse, she is my wife, my lovely wife. I very love her.”
Villagers 2         : “You are lucky meet with a beautiful girl like her.”

A year later, Farmer and his wife happiness increases, because the farmer's wife give birth
a male baby. Their happiness does not make them forget themselves. Son grow into a
healthy and strong child's.

The fish             : “My husband, what’s the good name for our baby?”
The farmer       : “I will give name for our son, his name is Samosir. Are you agree?”
The fish             : “That’s a good name! alright I agree with you.”
One day, Samosir get a job deliver food and drink to the field where his father is working.
On his way, he met his friends and forgot to deliver his father’s lunch. Samosir played with
his friends.

Samo’s friend 1: “Hey Samo, come here..”
Samosir             : “No, I must deliver my father’s lunch.”
Samo’s friend 2: “I think your father will not angry if you late to deliver his lunch.”
Samosir             : “But…..”
Samo’s friend 3: “Yes Samo, you can deliver your father’s lunch after play with us.”
Samo’s friend 4: “Yeah Samo, she is right. Play with us..”
Samos’s friend 1: “Come on Samo come on..”
Samosir             : “Okay, okay I will play with you.”
Samo’s Friend   : “Yeeaaah..”
Then Samosir Play with his friend. After Samosir played, he felt tired and hungry.
Samo’s friend 3: “Are you tired?”
Samo and his
Friend               : “Yeah, we are tired..!!”
Samosir             : “I feel hungry too.”
Samo’s friend 4: “Why you couldn’t eat your father’s lunch Samo?”
Samosir             : “No, this is for my father. He will be angry, if I eat his lunch.”
Samo’s friend 2: “No Samo, he will not angry, if his lunch ate by his son.”
Samosir             : “Really?”
Samo’s friend 2: “Yeah, I’m not kidding Samo..”
Then Samo eat his father’s lunch. Meanwhile his father waited for him starving and tired.
His father went home and saw Samo played. The farmer was very furiously because
knew his lunch ate by Samo. His father yelled and evicted Samo from his house. He
broken the promise.
The farmer       : “You fish’s son!”
Suddenly the sky got dark and the storm was rumbling. The rain felt form the sky like a
huge hose sprayed water all over the place water also came out from the earth and got
harder.
The fish             : “I told you not to tell him about me! Now I’m going back to a fish again! Good bye.”
She magically turned into a gold fish and jumped into the water, disappear. Very soon the
village was drowned and it formed a lake. Meanwhile Samo run to the hill and stayed
there. The hill surrounded by the water. And the lake called Toba Lake.

~The End~

(Made by : Hansa Nabilah)

Jangan Sakiti Dia Lagi

0 komentar
   Oke, yang sekarang saya post di blog saya ini merupakan cerpen untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia kelas X semester 1. Selamat membaca...

Siang itu sepulang sekolah gue dan Vania, pergi ke sebuah tempat untuk makan siang. Dan seperti biasa kami pun berbincang-bincang seputar masalah pelajaran, teman, cowok, dll. “Ra, nanti lo pulang bareng siapa?” tanya Vania. “Ya sama lo lah! Emang gue mau puang sama siapa lagi? Sama patung gitu?” jawab gue yang masih menikmati semangkuk ice cream. “Oh.. iya yah gue lupa. Dimas gak jemput lo?” jawab Vania yang agak sedikit aneh. “Enggak, dia belum pulang kali. Emang kenapa? Lo mau dijemput sama siapa?” jawab gue heran. “Sama pacar gue lah..” jawabnya yang bikin gue makin heran, karena dia gak pernah cerita masalah pacarnya sama gue. Dan setahu gue kemarin dia baru aja patah hati. “Ra, menurut lo Fauzan orangnya gimana sih?” lanjutnya. “Menurut gue sih ya gitu, lo juga kan tahu gimana kelakuan dia. Emangnya kenapa?” tanya gue yang mulai jadi kepo. “Enggak, gue Cuma nanya kok.” Jawabnya santai. Pembicaraan itu pun berlalu, gue dan Vania bergegas pulang karena hari mulai gelap.
          Keesokan harinya dan hari-hari berikutnya, setiap Vania ketemu gue atau pun teman kita yang lain, Fauzan selalu menjadi topik pembicaraannya. Gue mulai bertanya-tanya “Vania kenapa sih? Apa Fauzan deketin dia? Apa dia suka sama Fauzan? Atau mereka jadian?” pertanyaan itu selalu mucul di pikiran gue setelah Vania membicarakan tentang Fauzan. Kemarin-kemarin gue emang tahu Fauzan minta Vania buat ngajarin dia matematika, tapi setelah itu gue gak tahu deh apa kelanjutannya. Apa mungkin ini kelanjutannya?
          Selanjutnya, ketika bel pulang sekolah seperti biasa gue emang selalu nunggu Vania di kelasnya, gue nanya sama dia “Van, emang lo ada apaan sih sama si Fauzan?”. “Enggak Ra, gue gak ada apa-apa kok sama Fauzan. We just friend.” jawabnya  ngeles. “Okelah, karena gue tahu jawaban yang lo kasih selalu alas n bukan jawaban yang sebenarnya” gumam gue, gue kesel karena gue gak mau sahabat gue deket sama cowok tengil kaya Fauzan. “Haha jangan marah gitu dong Ra, gue cuma deket biasa kok sama dia.” Jawabnya menenangkan gue. “Yayaya gimana lo deh Van. Pulang yuk? Sore nih..” ajak gue. “Oke, bentar Ra gue beresin buku dulu” jawabnya dengan segera membereskan buku. “Semuanya, gue duluan ya..” lanjutnya pada teman-teman sekelasnya. “Iya Van. Titip Vania ya Ra, jangan sampai dia jatuh matanya kan merem mulu. haha” jawab teman sekelas Vania. “Oke, tenang aja gue bakal kasih lakban matanya biar melek.” Jawab gue, karena memang sahabat gue yang satu ini matanya sipit, kebetulan dia keturunan China. “Apaan sih kalian, lihat nih mata gue melotot gini di bilang merem. Huuu” jawab Vania yang mungkin kesel karena di ledek.
          Hari demi hari berlalu, Vania pun selalu bertanya-tanya tentang Fauzan. Dia bilang Fauzan tobat lah, jadi baik lah, tapi yang jelas apa pun itu gue gak percaya karena gue tahu gimana watak cowok tengil itu. Sayangnya Vania susah banget di kasih tahu, dia udah terlalu percaya sama Fauzan. Dan akhirnya gue membiarkan semua kejadian terjadi, karena gue yakin Vania akan sadar dengan sendirinya.
***
          “Ra, lo tahu gak? Sekarang gue punya pacar” kata Vania dengan raut wajah seperti orang yang sudah bertemu dengan seorang pangeran yang sangat tampan. “Hah? Siapa Van? Lo kok gak cerita sih sama gue.” Jawab gue yang masih sibuk nulis tugas karena kebetulan kali ini Vania yang nyamperin gue ke kelas. “Ada deh, gak akan gue kasih tahu ah..” jawabnya yang membuatku penasaran dan bertanya dalam hati “Apa Fauzan orang yang dia maksud?”. “Ra, nanti antar gue ke kelas ya? Buku gue ketinggalan nih.” Lanjut Vania. “Iya bentar, belum selesai nih.” Jawab gue. Setelah itu gue mengantar Vania ke kelasnya untuk mengambil bukunya yang tertinggal.
          “Ada yang tahu gak pacar Vania siapa? Soalnya dia gak ngasih tahu ke gue tuh siapa pacarnya.” Tanya gue ke teman-teman sekelas Vania. “Pacar Vania? Fauzan..” jawab salah seorang teman Vania. “Ih kamu apa sih? Aku sama Fauzan Cuma teman.” Sangkal Vania. “Bohong tuh, tiap hari juga Fauzan kesini nyamperin Vania, sampai-sampai ngebayangin punya anak sama Vania.” Jawab teman Vania. “Hahahaha iya iya, maksih banget ya infonya! Jahat lo Van, masa bahagia gak bagi-bagi.” Jawab gue. “Maaf Ra, gue juga baru mau nyerita kok sama lo.” Sahut Vania. “Tenang aja kali, gue gak marah kok.” Jawab gue dengan tersenyum manis. Dan kami pun segera pulang ke rumah.
***
          Seminggu berlalu, Vania cerita sama gue kalau dia lihat Fauzan pergi sama cewek lain. Dia pun mulai menjauh dari Fauzan dan mencoba untuk melupakan Fauzan. Tapi tetap saja Fauzan mendekati Vania, dalam hal ini gue gak mau ikut campur karena gue gak mau terkena masalah juga. Dan seperti apa yang gue kira, Fauzan cuma manfaatin Vania buat bantu dia ngisi soal-soal UTS.  Sebelumnya gue sering berkirim pesan sama salah seorang sahabat gue dan juga Vania waktu SMP. Dia juga gak nyangka kalau Vania jadian sama Fauzan, dan dia juga gak negrti apa yang ada di pikiran Vania sampai-sampai dia jadian sama Fauzan. Padahal dia juga tahu Fauzan itu orang yang seperti apa. Kalau sudah seperti ini mau gimana lagi, gak ada orang yang bisa mengembalikan semua yang telah terjadi menjadi seperti semula. Dan gue cuma bisa bilang sama Vania kalau dia jangan terlalu mudah percaya sama seseorang, karena belum tentu orang yang deketin dia punya niat yang baik, mugkin orang itu cuma mau manfaatin Vania dalam hal pelajaran.
***
          Beberapa bulan berlalu dari kejadian itu, kali ini Vania kembali dekat dengan seorang cowok yang bisa dibilang setipe sama Fauzan dia adalah Zaky. Waktu SMP dia pernah satu kelas sama gue dan Vania, Zaky sering di panggil abang sama teman sekelas gue di SMP. Gue makin gak ngerti sama apa yang ada di pikiran Vania. Dia cuma bilang “Entahlah, yang gue tahu sekarang gue cuma sayang sama abang gue.” Dan apapun yang terjadi sama Vania, gue pernah cerita tentang hal itu sama Dimas, dia itu seseorang yang deket sama gue. Tanggapan Dimas tentang masalah itu cuma “Ya udahlah biarin aja gimana maunya Vania, gak usah jadi pikiran buat kamu. Kalo dia bukan yang terbaik buat Vania, nanti juga ada jalan untuk membuktikan itu semua.” tapi gue gak bisa kaya gitu, Vania itu sahabat gue dari SD, gue udah anggap dia kaya saudara kandung gue sendiri.
          Suatu saat, ketika gue dan Vania makan siang, dia cerita sama gue kalau Zaky suka sama dia. Tapi, Zaky bilang itu ke Vania setelah Zaky punya pacar. “Kok bisa gitu? Harusnya kan kalu dia suka sama lo, dia jadian sama lo bukan sama orang lain Van.” Tanya gue. “Zaky bilang dia tuh sayangnya sama gue, dia jadian sama pacarnya cuma karena kasihan soalnya cewek itu udah suka sama Zaky dari waktu MOPD Ra.” Jawab Vania sambil menunjukkan isi pesan dari Zaky ke gue. “Terus lo gak marah dia jawab kaya gitu?” tanya gue lagi. “Ya marah lah Rara, tapi gue mau gimana lagi Zaky udah jadian sama cewek itu. Yang penting gue tahu dia sayang sama gue.” Jawab Vania dengan penuh keyakinan. “Iya deh, gimana lo aja. Yang penting lo seneng Van.” Jawab gue sedikit memberi ketenangan untuk Vania.
          Seperti biasa malamnya gue membicarakan masalah ini sama salah seorang sahabat gue melalui pesan singkat. Dan apa yang ada di pikirannya sama seperti apa yang gue pikirin, Zaky bakalan manfaatin Vania lagi. Dia juga bilang sama gue kalau gue harus terus mengingatkan Vania.
***
          Beberapa minggu berlalu, hal yang gue takutkan akhirnya terjadi. Vania kembali galau gara-gara cowok. Sepulang sekolah dia cerita sama gue, kalau Zaky tiba-tiba ngirim dia pesan yang isinya “Masih banyak cowok yang sayang sama lo, lebih baik gue mundur daripada gue tersakiti.” Gue gak ngerti apa maksud pesan itu, yang gue tahu yang tersakiti itu Vania bukan dia! Vania telpon gue sambil nangis “Ra, gue gak kuat, gue pengen nangis. Gue gak ngerti maksud Zaky apa. Dia tiba-tiba ngejauh gitu dari gue..” kata Vania. “Udahlah Van, lo jangan nangis. Lo gak pantes nangisin cowok kaya dia. Sekarang coba deh lo tanya baik-baik Zaky kenapa, mungkin aja dia bakal kasih alasan sama lo.” Jawab gue nenangin Vania yang lagi nangis.”Udah Ra, gue udah tanya sama dia. Jawaban dia sama, dia bilang masi banyak cowok yang sayang sama gue. Dan gue jawab siapa? Gak ada. Dan dia gak jawab gue lagi” jawab Vania tersedu-sedu. “Lo jangan nangis gitu dong Van, gue jadi ikut sedih nih. Lo tenang ya, mungkin dia bukan orang yan terbaik buat lo. Dan sekali lagi gue bilang lo jangan terlalu mudah buat percaya sama orang Van.” Jawab gue yang ikutan pengen nangis juga, gue gak tega lihat sahabat gue kaya gitu. “Iya Ra, makasih ya lo emang sahabat gue yang paling baik.” Sambung Vania yang terdengar sudah sedikit tenang. “Iya Van, sama-sama.” Balas gue, dan setelah itu telpon kami terputus. Gue gak tahu apa sekarang Vania lagi apa, yang pasti gue berharap dia gak ngelakuin sesuatu yang membahayakan.
          Sampai sekarang Vania belum dekat lagi sama cowok mana pun, mungkin dia takut apa yang kemarin terjadi akan terulang lagi. Gue juga gak mau hal itu terjadi lagi, gue gak mau sahabat gue tersakiti lagi. Dan gue harap siapa pun cowok yang nanti dekat sama sahabat gue, dia gak akan melakukan hal yang sama seperti Fauzan dan Zaky. Gue minta siapa pun yang bakal dekat sama sahabat gue jangan sakiti dia lagi.


Jumat, 02 Maret 2012

Yesung Super Junior – It Has To Be You

0 komentar
Oneul do nae gieogeul ttarahemada
I gil kketeseo seoseongineun na
Dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
Naneun tto I gireul mutneunda
Neol bogo sipdago
Tto ango sipdago
Jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
Niga animyeon andwe
Neo eobsin nan andwe
Na ireoke haru handareul tto ilyoneul
Na apado joha
Nae mam dachyeodo joha nan
Geurae nan neo hanaman saranghanikka
Na du beon dasineun
Bonael su oepdago
Na neoreul itgo salsun eopdago
Niga animyeon andwe
Neo eobsin nan andwe
Na ireoke haru handareul tto ilyoneul
Na apado joha
Nae mam dachyeodo joha nan
Geurae nan neo hanaman saranghanikka
Nae meongdeun gaseumi
Neol chajaorago
Sorichyeo bureunda
Neon eodinneungoni
Naui moksori delliji annni
Naegeneun
Na dasi sarado
Myeot beoneul taeeonado
Harudo niga eobsi sal su eomneun na
Naega jikyeojul saram
Naega saranghal saram nan
Geurae nan neo hanamyeon chungbuhanikka
Neo hanaman saranghanikka
 

Hansa Nabilah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template